Minggu, 27 Oktober 2019


Tugas Penilaian Hutan                                                                                          Medan,  Oktober 2019
ROTAN (Callamus Spp.)
Dosen Penanggungjawab:
Dr. Agus Purwoko, S.Hut, M.si.

Disusun :
Yulyus Octobrian Manurung
171201222
MNH 5









PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019


ROTAN (callamus Spp.)

Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang memiliki habitus memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus. Puak Calameae sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis Afrika, Asia dan Australasia. Ke dalam puak ini termasuk pula marga Salacca ( misalnya salak), Metroxylon (misalnya rumbia/sagu), serta Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara tradisional tidak digolongkan sebagai tumbuhan rotan.

Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2–5 cm, beruas-ruas panjang, tidak berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam. Duri ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivora, sekaligus membantu pemanjatan, karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Suatu batang rotan dapat mencapai panjang ratusan meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup di alam bebas. Badak jawa diketahui juga menjadikan rotan sebagai salah satu menunya. Sebagian besar rotan berasal dari hutan di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan dunia. Sisa pasar diisi dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Bangladesh. Rotan cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen serta ditransprotasi. Ini dianggap membantu menjaga kelestarian hutan, karena orang lebih suka memanen rotan daripada kayu.

Tumbuhan Rotan
Klasifikasi ilmiah
Kingdom:Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Liliopsida
Ordo:Arecales
Famili:Arecaceae
Subfamili:Lepidocaryoideae
Bangsa:Calameae

Keanekaragaman jenis rotan adalah ukuran yang menyatakan variasi jenis tumbuhan dari suatu komunitas yang dipengaruhi oleh jumlah dan kelimpahan dari masing masing jenis (Baso, 2010). Diperkirakan lebih dari 516 jenis rotan terdapat di Asia Tenggara, yang berasal dari 8 genera, yaitu untuk genus Calamus 333 jenis, Daemonorops 122 jenis, Khorthalsia 30 jenis, Plectocomia 10 jenis, Plectocomiopsis 10 jenis, Calopspatha 2 jenis, Bejaudia 1 jenis dan Ceratolobus 6 jenis. Dari 8 genera tersebut dua genera rotan yang bernilai ekonomi tinggi adalah Calamus dan Daemonorops (Herliyana, 2009). Pengelompokan jenis-jenis rotan lazimnya didasarkan atas persamaan ciri yang dimiliki setiap jenis. Penentuan jenis rotan dapat melalui identifikasi berdasarkan karakter morfologi organ tanaman, yaitu: akar, batang, daun, bunga, buah dan alat-alat tambahan (Telu, 2006). Produksi rotan dunia 85% berasal dari Indonesia, sehingga tidak berlebihan apabila kita kampanyekan "The Real Rattan is Indonesia" dan membawa atau mengusulkan rotan sebagai warisan dunia kepada UNESCO (Pribadi, 2012). Khusus di Sulawesi, rotan banyak ditemukan di Kendari, Kolaka, Tawuti, Donggala, Poso, Buol Toli-toli, Gorontalo, Palopo, Buton dan Pegunungan Latimojong.

Rotan yang sudah dipanen
Dataran rendah maupun agak tinggi, terutama di daerah yang lembab seperti pinggiran sungai. Hampir seluruh bagian rotan dapat digunakan baik sebagai konstruksi kursi, pengikat, maupun komponen desainnya. Sifat fisik rotan merupakan sifat khas yang dimiliki oleh suatu jenis rotan secara alamiah. Sebagai bahan alami, rotan sudah sejak lama dikenal oleh masyarakat Indonesia dan dapat digunakan dalam berbagai keperluan hidup sehari-hari. Rotan dapat berbatang tunggal (soliter) atau berumpun. Rotan yang tumbuh soliter hanya dipanen sekali dan tidak beregenerasi dari tunggul yang terpotong, sedangkan rotan yang tumbuh berumpun dapat dipanen terus-menerus. Rumpun terbentuk oleh berkembangnya tunastunas yang dihasilkan dari kuncup ketiak pada bagian bawah batang. Kuncup-kuncup tersebut berkembang sebagai rimpang pendek yang kemudian tumbuh menjadi batang di atas permukaan tanah. Keadaan kulit batang atau permukaan rotan tersebut merupakan tampilan yang pertama kali dapat dilihat kasat mata, selain itu keberadaan penampakan luar tersebut memungkinkan adanya hubungan dengan kualitas dari rotan tersebut. Rotan cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen serta diangkut. Rotan mempunyai beberapa kriteria dari segi pengolahan, dari bahan mentah menjadi bahan yang siap diolah menjadi produk furnitur.

1. Morfologi Rotan (Collombus Spp.)


HHBK ini dikenal sebagai tanaman yang tumbuh merambat atau memanjat pada pohon – pohon besar sebagai penopangnya. Hal ini disebabkan oleh adanya sulur pemanjat rotan yang muncul dan tumbuh dari ruas-ruas batang tumbuhan ini dengan panjang yang bervariasi.  Beberapa rotan tidak memiliki sulur, namun memiliki duri-duri di sepanjang batangnya yang membantu rotan untuk memanjat atau merambat. Batangnya sendiri berbentuk bulat atau segitiga memanjang yang panjangnya dapat mencapai puluhan meter. Panjang dan diameternya sangat bervariasi tergantung jenisnya. Batang tumbuhan ini beruas-ruas dan dibatasi oleh buku-buku. Bagian batang tumbuhan ini merupakan bagian yang paling sering dimanfaatkan dan bernilai ekonomi tinggi.
Bedasarkan cara tumbuh batangnya, tumbuhan ini dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu tumbuh soliter/tunggal dan tumbuh berumpun. Tumbuhan yang tumbuh soliter hanya dipanen satu kali dan tidak dapat beregenerasi kembali dari tunggul yang terpotong, sedangkan yang tumbuh berumpun dapat beregenerasi kembali dan tumbuh terus menerus. Rumpun terbentuk oleh berkembangnya tunas-tunas yang dihasilkan dari kuncup ketiak pada bagian bawah batang.
Pada batang terdapat daun majemuk dan pelepah daun yang tumbuh menutupi ruas-ruas batang. Panjang, lebar, dan bentuk daun juga sangat bervariasi tergantung jenisnya. Seperti halnya dengan tumbuhan lainnya, daunnya memiliki fungsi fotosintesis. Selain itu daunnya juga memiliki duri-duri kecil sebagai bentuk pertahanan diri. Daun ini umumnya tumbuh mengahadap ke dalam sebagai penguat mengaitkan batang pada tumbuhan penopangnya atau inangnya. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan berbunga majemuk yang terbungkus oleh seludang. Bunga jantan dan bunga betina pada umumnya berumah satu, namun terdapat beberapa jenis rotan yang bunganya berumah dua. Pada jenis bunga yang berbunga dua, penyerbukan dibantu oleh serangga ataupun angin. Bunganya memiliki ukuran yang relatif kecil dan memiliki 3 putik pada bunga betina, sedangkan bunga jantan mempunyai 5 benang sari. Tumbuhan ini juga memiliki buah yang berbentuk bulat, bulat oval, atau lonjong. Buahnya memiliki sisik buah berbentuk trapesium dan tersusun secara vertikal dari toksis buah. Sistem perakaran rotan berupa sistem perakaran serabut. Warna akarnya juga bervariasi mulai dari putih keabu-abuan, kekuning-kungan hingga kehitam-hitaman.
HHBK ini dikenal sebagai tanaman yang tumbuh merambat atau memanjat pada pohon – pohon besar sebagai penopangnya. Hal ini disebabkan oleh adanya sulur pemanjat rotan yang muncul dan tumbuh dari ruas-ruas batang tumbuhan ini dengan panjang yang bervariasi.  Beberapa rotan tidak memiliki sulur, namun memiliki duri-duri di sepanjang batangnya yang membantu rotan untuk memanjat atau merambat. Batangnya sendiri berbentuk bulat atau segitiga memanjang yang panjangnya dapat mencapai puluhan meter. Panjang dan diameternya sangat bervariasi tergantung jenisnya. Batang tumbuhan ini beruas-ruas dan dibatasi oleh buku-buku. Bagian batang tumbuhan ini merupakan bagian yang paling sering dimanfaatkan dan bernilai ekonomi tinggi.
Bedasarkan cara tumbuh batangnya, tumbuhan ini dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu tumbuh soliter/tunggal dan tumbuh berumpun. Tumbuhan yang tumbuh soliter hanya dipanen satu kali dan tidak dapat beregenerasi kembali dari tunggul yang terpotong, sedangkan yang tumbuh berumpun dapat beregenerasi kembali dan tumbuh terus menerus. Rumpun terbentuk oleh berkembangnya tunas-tunas yang dihasilkan dari kuncup ketiak pada bagian bawah batang. Pada batang terdapat daun majemuk dan pelepah daun yang tumbuh menutupi ruas-ruas batang. Panjang, lebar, dan bentuk daun juga sangat bervariasi tergantung jenisnya. Seperti halnya dengan tumbuhan lainnya, daunnya memiliki fungsi fotosintesis. Selain itu daunnya juga memiliki duri-duri kecil sebagai bentuk pertahanan diri. Daun ini umumnya tumbuh mengahadap ke dalam sebagai penguat mengaitkan batang pada tumbuhan penopangnya atau inangnya.
Tumbuhan ini termasuk tumbuhan berbunga majemuk yang terbungkus oleh seludang. Bunga jantan dan bunga betina pada umumnya berumah satu, namun terdapat beberapa jenis rotan yang bunganya berumah dua. Pada jenis bunga yang berbunga dua, penyerbukan dibantu oleh serangga ataupun angin. Bunganya memiliki ukuran yang relatif kecil dan memiliki 3 putik pada bunga betina, sedangkan bunga jantan mempunyai 5 benang sari. Tumbuhan ini juga memiliki buah yang berbentuk bulat, bulat oval, atau lonjong. Buahnya memiliki sisik buah berbentuk trapesium dan tersusun secara vertikal dari toksis buah. Sistem perakaran rotan berupa sistem perakaran serabut. Warna akarnya juga bervariasi mulai dari putih keabu-abuan, kekuning-kungan hingga kehitam-hitaman.
2. Manfaat Ekonomi Rotan
             Cara mengolah rotan terdiri dari berbagai tahapan yang memiliki tujuan khusus untuk masing-masing langkahnya. Meski demikian, keseluruhan metode yang diterapkan tersebut pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk rotan. Pasalnya, sebagai bahan baku yang digunakan dalam industri komersil, rotan harus disediakan dalam kondisi berkualitas, baik itu sebagai produk setengah jadi maupun produk jadi seperti kursi dan meja rotan. Berikut ini akan dijelaskan tahapan dasar proses pengolahan rotan.
Batang rotan yang memiliki nama ilmiah Sp Daemoonorops draco ini sangat berguna bagi manusia. Rotan yang jumlahnya sangat banyak dan mudah di olah serta beratnya yang ringan, sering dijadikan pengganti kayu. Bahkan kecenderungan kini orang-orang lebih memilih rotan daripada kayu pada umumnya. Lalu, Apa saja manfaat dari batang rotan ini?
1.                  Sebagai bahan baku mebel
Kelebihan rotan dibanding kayu, yang mana rotan lebih kuat, ringan, mudah dibentuk karena elastis, dan juga sangat murah membuatnya di gunakan sebagai bahan utama mebel. Penggunaan rotan bisa di jadikan meja, kursi, rak buku, serta lemari hias. Namun sayangnya rotan mudah di serang kutu bubuk.
2.                   Untuk pembuatan senjata
Rotan bisa juga di gunakan menjadi tongkat penyangga hingga fungsi senjata. Ada beberapa daerah di Asia bahkan menggunakan rotan sebagai pemukul untuk hukuman cambuk bagi pelaku kejahatan. Selain itu di Indonesia juga ada beberapa perguruan bela diri yang menggunakan rotan sebagai senjatanya.
3.                   Rotan sebagai pengganti sayuran
Uniknya batang rotan bisa juga di gunakan sebagai sayuran yang melengkapi makanan sehari-sehari bersama nasi dan lauk pauk. Hal itu yang dilakukan oleh Suku Dayak di kalimantan Tengah, Mereka menjadikan rotan sebagai sayuran untuk dimakan. Tentu rotan yang di dapat, di bersihkan dahulu dari duri-duri yang menempel. Sifat elastis rotan membuatnya cukup renyah di lidah.
4.                   Pucuk rotan sebagai bumbu masakan
Selain batang rotan dan daunnya yang bisa dijadikan sayuran. Pucuk batang rotan atau yang disebut umbut juga dapat dijadikan sebagai bumbu penyedap masakan. Rasa sepat yang dimiliki batang rotan memberikan selera tersendiri pada masakan. Kurang lebih ada 9 jenis rotan, yang pucuknya bisa dijadikan sebagai bumbu masakan.
5.                   Getah rotan dijadikan meni
Rotan juga bisa digunakan untuk melapisi kayu-kayu agar nampak artistik dan mengkilap. Getah rotan yang dikenal sebagai dragon’s blood yang artinya darah naga ini di gunakan untuk melapisi kayu-kayu artistik. Pemanfaat getah menjadi meni ini juga di gunakan untuk melapisi gitar, dan biola.
6.                   Pembuatan bola sepak takraw
Tahukah Anda bahwa bola yang digunakan untuk olahraga sepak takraw di buat dari rotan. Bola sepak takraw memang sangat kuat dan lentur bukan. Sifat itulah yang dimiliki oleh batang rotan. Untuk dapat di bentuk menjadi bola sepak takraw, rotan perlu melalui proses yang panjang. Mulai dari proses pengeringan batang kayu, hingga pelurusan agar rotan bisa di bentuk sedemikian rupa.
7.                   Bahan baku kerajinan tangan
Rotan ketika di ambil dari hutan alami atau budidaya perlu melewati proses pengolahan yang cukup panjang. Dimulai dari proses penggorengan kayu rotan, pengeringan, pelurusan kayu, pemutihan , hingga pengawetan kayu. Kesemuanya dilakukan agar rotan bisa di gunakan untuk bahan baku seperti kerajinan tangan yang membutuhkan bahan yang kuat dan elastis. Selain itu, bahan rotan yang tahan lama karena bersahabat dengan zat-zat pengawet membuatnya digemari para pengerajin untuk di jadikan sebuah hasil karya kerajinan tangan.
Banyak hasil karya kerajinan tangan yang bisa di buat. Mulai dari aneka macam keranjang, hiasan dinding, ornamen-ornamen rotan untuk menghiasi rumah, pemukul debu kasur, vas bunga, pot gantung, dll. Banyak sekali karya kerajinan tangan yang akan di buat seiring meningkatnya daya kreatifitas dan di tunjang dengan ketersediaan batang rotan yang melimpah di negeri ini.
8.                   Kontruksi atap untuk rumah kayu
Rotan sangat elastis dan kuat. Pemberian zat pengawet yang tepat akan membuat kualitas rotan jadi lebih tahan lama. Bagi dunia arsitektur, rumah sangat baik digunakan untuk dijadikan kontruksi atap pada bangunan rumah kayu yang di desain artistik. Umumnya rotan akan dikombinasikan dengan kayu-kayu seperti jati, pinus dan juga bambu. Jika Anda suka hiking tentu mengenal peralatan pendakian berupa tongkat. Ya, tongkat yang digunakan untuk proses pendakian di buat dari rotan. Selain untuk para pendaki, ada juga penggunaannya untuk tongkat olahraga lainnya. Beberapa tongkat ski ada juga yang terbuat dari rotan.

DAFTAR PUSTAKA

Erwinsyah. (1999). Kebijakan Pemerintah dan Pengaruhnya Terhadap Pengusaha Rotan di Indonesia.

Januminro. (2005). Rotan Indonesia, Potensi Budi Daya Pemungutan, Pengolahan, Standar Mutu dan Prospek Pengusahaan. Kanisius. Yogjakarta.

Januminro. (2009). Keindahan Rotan Indonesia, Cara Mudah Membuat Anyaman dan Meubel Rotan. Kanisius. Yogjakarta.

21 komentar:

  1. Terimakasih atas informasinya gan🙏
    Sangat sangat bermanfaat😂😂

    BalasHapus
  2. terima kasih info nya abang ganteng ..

    BalasHapus
  3. Sangat membantu, terimakasih untuk infonya

    BalasHapus
  4. Terimakasih untuk informasinya, sangat membantu

    BalasHapus
  5. Lumayanlah, nambah pengetahuan

    BalasHapus
  6. Terimakasih untuk informasinya,sangat bermanfaat 👍

    BalasHapus
  7. Sangat bermanfaat,terimakasih untum informasinya

    BalasHapus

Tugas Penilaian Hutan                                                                                          Medan,  Oktober 2019 RO...